Masih tentangmu, mas bumi
Kamu, adalah seseorang yang tidak hanya mendengarkan apa yang aku ucapkan, tapi juga kamu mampu mendengarkan apa yang tidak pernah aku ucapkan. Seseorang yang melihatku dengan cara yang paling berbeda– memperlakukanku dengan cara yang paling istimewa. Melalui pupil matamu, aku seolah dapat melihat sinar yang tidak pernah kudapati sebelumnya; Sebuah sinar yang mencerahkan dan menembus jauh ke lapisan terdalam jiwaku. Kamu selalu tau apa yang aku butuhkan. Kamu tau apa yang aku rasakan. Kamu menyelam kedalam samudera-ku lebih jauh dari apa yang pernah ku sanggupi.
Ketika aku memiliki keyakinan, kamu tidak pernah mempertanyakan. Ketika aku memiliki kesedihan, kamu akan selalu mendekap tanpa dialog yang menekan. Kamu selalu mengikuti kemanapun kaki ku melangkah. Kamu selalu mempercayai, seburuk apapun aku mengambil keputusan. Kamu selalu bisa melihat kebaikan dari apapun yang aku lakukan. Tanganmu tidak pernah melepas, bibirmu tidak pernah menyudutkan, hatimu hamparan bukit hijau yang begitu luas– sebuah tempat bernuansa romantis dimana aku bisa melarikan hati kecilku dengan sangat riang dan amat bebas. Aku menjadi sepenuhnya diriku. Aku menjadi berguna. Dimanapun kamu membersamaiku, kenyataan menjadi jauh lebih ringan dan sangat jelas.
Pada setiap lelahmu, aku ingin menjadi yang paling ingin kamu temui.
Pada setiap manjamu, aku rela menjadi tempatmu menambatkan pelukan.
Pada setiap emosimu, aku bersedia untuk segala amarahmu.
Pada setiap ocehanmu, aku bersedia untuk menjadi pendengar setiamu.
Pada segala laku hidupmu, aku bersedia untuk selalu membersamai.
Pada setiap sedihmu, aku mau menjadi bahagiamu.
–Kamu hanya perlu tau, aku menerima segalamu pada detik pertama kamu menyatakan cinta.