Paket Komplit Nomor Satu
pasti banyak yang mengatakan padamu, bahwa bagi mereka, kamu Semestanya.
aku juga, mmas.
di langitku, kamu melukiskan banyak konstelasi yang kelipnya tidak akan jenuh-jenuhnya kupandang.
kamu puncak dari segala ingin dan idealismeku pada laki-laki yang tidak akan jengah-jengahnya kupuji. sebab, sebagai semestaku, kamu telah menciptakan suaka bernaung yang ramah ketika dunia penuh dengan amarah. Dan kutemukan kamu ketika aku mencari kembali makna "rumah".
mmas, jatuh cintaku terlalu berlebihan ya? tapi memang seperti inilah caraku merayakanmu, memanjakanmu dengan setiap bait bait puisi yang kutuang dengan segenap hatiku. jatuh cintaku bukan karena ketampananmu saja, mmas.
lantas mengapa aku jatuh cinta dengan sebegininya? entahlah. aku memang terlalu lemah terhadap laki-laki yang tidak rapuh maskulinitasnya. kamu mampu melakukan banyak hal dan tidak sedikitpun hal itu membuatmu menjadi superior yang pantas dielu-elukan. perkara ketampanan? kamu memang yang pertama. perkara suami idaman? aku dibuat tidak berdaya membuat penyangkalan-penyangkalan.
kamu terlalu kompleks, mmas bumi. dalam deretan menu, kamu adalah paket komplit nomor satu.
seumpama sebuah kanvas, kamu telah melukiskan gambaran yang membuat orang rela mematung menatapnya dalam diam. sebab apa yang kamu lukis mampu meredam resah penikmatnya. sapuan kuasmu meninggalkan gema kesunyian yang membisik lirih telinga-telinga mereka yang merindukan ketenangan.
mencintaimu, aku tidak membutuhkan alasan-alasan. tapi bila dicari-cari, barangkali aku bisa menulisnya berpuluh-puluh halaman. itu pun aku tidak perlu berupaya keras mencari, sebab kamu yang tidak banyak tingkah saja sudah membuat hatiku kerepotan mengusir orang-orang lama yang perlahan kembali menunjukkan diri. pantas saja Tuhan keukeuh mengenalkanmu padaku, sungguh mmas, aku tidak pernah menyesalinya.